1 Maret Ditetapkan sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara
Pemerintah menetapkan tanggal 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 2 tahun 2022 tanggal 24 Februari 2022.
Hal ini disampaikan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Bachtiar dalam Sosialisasi Keppres No. 2 tahun 2022 yang dilakukan secara virtual hari ini, Senin (7/2/2022).
Bachtiar mengatakan, bahwa penetapan hari besar menjadi penting dalam sebuah negara merdeka dan berdaulat sebagai pertanda momentum perjuangan bangsa negara yang diperjuangkan dan diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah perjuangan bangsa ini perlu dipahami oleh semua apalagi generasi muda.
“Ditetapkan Keputusan Presiden nomor 2 tahun 2022 ini rangkaiannya cukup panjang, dilakukan sejak tahun 2018 yang lalu atas usul inisiatif dari pemerintah daerah istimewa Yogyakarta. Seluruh tahapan prosedur pembentukan sudah dilakukan serta dilakukan dialog yang panjang dan pada akhirnya pada tanggal 24 Februari 2022, 1 Maret ditetapkan sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara, tapi bukan hari libur, semua harus kita dukung karena ini bagian untuk meningkatkan semangat jiwa dan rasa persatuan sebagai bangsa sebagai negara yang merdeka dan berdaulat," ujar Bachtiar.
Sementara Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, disahkannya tanggal 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara melalui terbitnya Keppres Nomor 2 Tahun 2022 menjadi momen historis khususnya bagi pemerintah Daerah Istimewa Jogjakarta.
“Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang lahir dari pemaknaan serangan umum 1 Maret 1949 adalah historical nasional bagi bangsa Indonesia dan secara resmi telah diakui sebagai hari yang penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia,“ kata Sri Sultan.
“Menjadi tugas kita untuk dengan penuh bangga menyematkan pita merah putih yang membawa impresi jiwa Pancasila dan semangat kebangsaan yang menandai bahwa api semangat masih hidup di hati rakyat guna merawat NKRI tetap lestari, saya mengajak agar kita senantiasa meneladani rasa persatuan dan kesatuan serta sikap pantang menyerah yang telah ditunjukkan oleh para pendahulu kita dan menjadikan momen ini sebagai satu Indonesia dengan mengubah mitos menjadi etos melalui berbagai upaya konkret dan kontribusi aktif konstruktif dalam membangun bangsa jangan terpancang pada serimonial yang bersifat romantisme memorabilia semata-mata,“ ujar Sri Sultan.